Penduduk Asgardia Mencapai Ratusan Ribu Kepala, Sudahkah Anda Mendaftar?
Penduduk Asgardia Mencapai Ratusan Ribu Kepala, Sudahkah Anda Mendaftar? - Studi tentang masa depan bumi yang kita pijak ini sampai saat ini terus berlangsung. Studi terbaru menyebutkan bahwa dalam 10.000 tahun yang akan datang, bumi akan jauh terlihat lebih biru. Perubahan drastis akan terjadi dimana banyak kota-kota di pinggir laut terendam air akibat perubahan iklim.
Hal ini dilaporkan oleh 22 peneliti termasuk beberapa ilmuan kunci yang bertanggung jawab secara langsung ke Badan PBB untuk Urusan Perubahan Iklim. Tim yang dipimpin oleh Peter Clark dari Oregon State University memperkirakan manusia akan membayar mahal jika tidak melakukan aksi dramatis menyelamatkan Bumi.
“Dalam beberapa dekade mendatang, studi ini memperlihatkan bagaimana cara meminimalisasi kerusakan serta potensi kehancuran akibat perubahan cuaca dalam sejarah peradaban manusia,” kata Clark seperti dilansir dari News.com.au.
Para ilmuwan mengklaim bahwa prediksi terbaru tentang akibat dari perubahan iklim berdasarkan kemampuan olah data komputer yang memperlihatkan Bumi pada tahun 2100.
Ahli permukaan laut, Anders Levermann mengatakan harus ada perubahan yang dilakukan manusia yang terlanjur membuang emisi karbon untuk memahami dampak jangka panjang akibat perbuatannya.
Menurut Anders, “Dalam ratusan tahun mendatang dari sekarang, orang-orang di masa depan akan mengatakan begini, ‘Yeah, permukaan air laut naik dan akan terus naik. Hal itu akibat dari 200 tahun lalu, nenek moyang kita menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas,’ itu kejadiannya”.
Padahal kalau kita lihat sejarahnya, sebenarnya kita bisa melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa Bumi tidak akan dipenuhi air seperti yang kita perkirakan,” ujarnya.
Bumi yang bakal lebih biru ini akibat dari karbondioksida yang tersimpan lebih lama dalam atmosfer. Sebuah fraksi besar dari emisi karbon hingga saat ini dan dalam 100 tahun ke depan akan tetap berada di atmosfer selama puluhan hingga ratusan ribu tahun.
Berdasarkan emisi saat ini, studi memprediksi dalam 10.000 tahun manusia akan memancarkan emisi karbon yang cukup untuk membuat planet 7 derajat lebih hangat dari rata-rata dan menyebabkan permukaan air laut naik 52 meter. Laporan lain menyebutkan bahwa jika penelitian tersebut akurat, maka struktur tanah fisik Australia akan berubah, dengan banyak kota-kota pesisir terendam sebagai hasilnya. Agen Sbobet Online
Selain faktor alam yang kian memburuk, bagaimana dengan populasi penghuninya? Mari kita lihat.
Jumlah penduduk di bumi sekarang ini diprediksi sekitar 7,4 miliar. Kemajuan dalam kedokteran dan kesehatan berpengaruh pada lebih banyak anak yang tumbuh sampai dewasa dan lebih banyak manusia mencapai usia hingga di atas 90 tahun. Pada tahun 2050, PBB memperkirakan akan ada 9,7 miliar manusia hidup di planet Bumi.
Population Reference Bureau (RPB), lembaga yang berpusat di Amerika, mengklaim telah berhasil menghitung perkiraan total manusia yang pernah berdiam di bumi. Penghitungan itu dilakukan dengan mengestimasi jumlah penduduk sejak 50.000 sebelum Masehi (sejarah kemunculan manusia ketika Homo Sapiens ada).
“Jika ditotal, ada sekitar 108,2 miliar orang yang pernah lahir ke bumi sejak sejarah manusia muncul,” ujar Carl Haub dari PRB, seperti dikutip BigThink. Berhubungan dengan kondisi fisik bumi yang makin terganggu, populasi penduduk yang semakin banyak, dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), maka penelitian tentang hunian baru bagi manusia pun dilakukan.
Asgardia : Bumi Masa Depan
Sejatinya negara ada karena menempati wilayah tertentu yang biasanya berada diatas permukaan tanah. Namun bagaimana jadinya kalau negara tersebut melayang dan ada di antariksa? Tidak lama lagi akan terbentuk di luar bumi. Negara pertama di antariksa ini akan terbentuk dengan nama Asgardia. Nama “Asgardia” diambil dari kata Asgard, dunia hunian para dewa dalam mitologi Viking.
Pencetus pembentukan negara antariksa, Dr. Igor Ashurbeyli, ilmuwan Rusia, mengatakan bahwa Asgardia terbuka untuk semua penduduk bumi, bahkan tidak perlu biaya apapun untuk turut bergabung. Masih menurutnya, Asgardia adalah tempat untuk ‘masyarakat damai’, misalnya terhindari dari ancaman seperti asteroid ataupun puing-puing buatan manusia. Agen Bola Online
Asgardia direncanakan sebagai benda langit buatan yang bisa menampung banyak penduduk dan mengorbit di luar bumi. Pembiayaan proyek Asgardia sejauh ini masih bergantung pada kekayaan pribadi Ashurbeyli yang kebetulan juga mengelola perusahaan Aerospace International Research Center.
“Saya benar-benar ingin melihat apakah manusia mampu memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mereka. Sebagai manusia, saya berharap bila kita memiliki cara hidup yang lain. Untuk kehidupan yang lebih baik dan banyak pilihan,” ungkap Ashurbeyli.
Dalam hitungan 40 jam setelah proyek diumumkan, tercatat ada lebih dari 100 ribu orang yang mengajukan kewarganegaraannya di laman Asgardia. Ketertarikan menjadi bagian dari negara antariksa itu terus bertambah menjadi 500 ribu pelamar dalam tiga minggu pertamanya.
Hingga saat ini sudah ada 246.792 orang yang mendaftar sebagai warga negara. Di antara jumlah tersebut, tercatat bahwa warga Indonesia yang mendaftar sudah hampir 4.000 orang. Jumlah tepatnya adalah 3.960 orang.
Lowongan warga Asgardia (Asgardians) ini terbuka untuk siapapun asal sudah berusia diatas 18 tahun. Tak ada deskripsi khusus soal jenis kelamin, kebangsaan, ras, agama, dan status keuangannya.
Sekarang ratusan ribu orang yang telah melamar itu telah diverifikasi oleh Asgardia. Saat ini ada sekitar 211 ribu anggota dari 217 negara dengan mayoritas berusia antara 18-35 tahun.
Dari kesemuanya, lebih dari 130 ribu orang penuturnya Bahasa Inggris. Meski demikian China adalah yang dominan mendaftar jadi warga Asgardia dengan 28 ribu yang melamar.
Warga Asgardia mulai terbentuk, giliran wilayah dan tempatnya yang tengah dirancang. Secara fisik, serangkaian satelit akan diluncurkan ke luar angkasa dengan ditandai Asgardia-1 pada 12 September 2017. Tim dari Asgardia berharap dapat menciptakan tempat layak huni bagi warganya di orbit rendah Bumi, sekitar ketinggian 161-321 kilometer dari permukaan, di mana hampir setara dengan ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
“Kami ingin memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang yang memiliki pemikiran, siapa melakukan sesuatu, untuk melindungi mereka. Rumah kita sebenarnya bukan rumah atau kota tempat kita dilahirkan. Rumah kita adalah planet Bumi dan kita ingin melindunginya. Bukan fantasi pergi ke Mars atau galaksi seterusnya, saya ingin menginginkan sesuatu yang lebih nyata,” tutur Ashurbeyli. Bandar Casino Terpercaya
Sebagai catatan akhir, lowongan tersebut tampaknya sangat mungkin dipertimbangkan oleh sebagian besar penghuni bumi datar. Apalagi biaya pendaftarannya pun dibebaskan alias gretong. Tercatat bahwa hingga saat ini, jumlah pendaftar terbanyak berasal dari Turki (36.391 orang). Sedangkan dari Indonesia sendiri sudah 3.960 orang.
Tidak ada komentar