Ketika Keadilan Tertutup Oleh 7 Juta Ummat
Ketika Keadilan Tertutup Oleh 7 Juta Ummat - Jujur saja saya tidak dapat membayangkan jika nantinya kasus pornografi dan penghinaan Pancasila yang membuat Rizieq menjadi tersangka, pada akhirnya mendapat perlawanan dari para jamaahnya.
Kalau saat Ahok divonis bersalah, kita masih bisa melihat bahwa itu adalah bagian dari sudut pandang dan pemahaman orang yang berbeda-beda. Sebagian menganggap pernyataan “jangan mau dibohongi orang pakai almaidah 51” sebagai penistaan agama, tapi sebagian orang beranggapan bahwa memang itulah realitas sosial politik kita saat ini. sehingga saat banyak yang membelanya, atau mengenang jasa-jasanya, itu menjadi sesuatu yang dapat diterima dan masuk akal.
Tapi kalau kasus pornografi dan penghinaan Pancasila Rizieq, ini sama sekali bukan soal sudut pandang atau pemahaman masing-masing orang. Para jamaahnya itu tidak bisa lagi menyerukan tolak kriminalisasi ulama, sebab kasus ini bukan tentang pemahaman, tetapi sesuatu aktifitas yang jika terbukti, maka tak ada lagi yang bisa membelanya. Jika nanti sudah terbukti dan divonis, kemudian masih ngeyel mengadakan aksi, mereka tidak bisa lagi melabel diri mereka sendiri aksi bela Islam, melainkan aksi bela pornografi. Pertanyaannya kemudian, akankah ada aksi 7 juta ummat bela pornografi? Terlebih terjadi di bulan Ramadhan? Jika ini terjadi, Indonesia dengan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, benar-benar akan dibuat malu oleh mereka para pembela pornografi tersebut. Situs Resmi Sbobet
Komentar arogan seperti revolusi putih dari tanah suci, sebenarnya agak lucu. Ingin revolusi tapi menghadapi Polri saja ketakutan. Ingin revolusi tapi jarak jauh. Yang ini saya juga susah membayangkannya.
Tapi meski begitu, sepertinya kelompok mereka ini cukup serius ingin melakukan revolusi. Hanya saja sampai sekarang tidak mampu melaksanakannya. Seruan revolusi, lengserkan Jokowi, kepung istana, duduki DPR dan seterusnya merupakan jargon demo serangkaian aksi nomer togel 411, 212 atau yang lainnya. Mereka sudah lama mengatakannya. Tapi karena mayoritas masyarakat Indonesia masih mendukung Presiden Jokowi, maka seruan-seruan tersebut tidak mendapat respon positif, hanya dianggap angin lalu.
Sekarang, setelah penetapan Rizieq sebagai tersangka, seruan-seruan sejenis itu kini muncul lagi. Dimulai dari revolusi putih dari tanah suci sampai tidak akan pulang kalau Jokowi masih jadi Presiden. Puncaknya adalah semalam, saat Rizieq resmi tersangka kasus pornografi, beberapa jamaahnya menyatakan siap mati demi membela Riziq. Sembari berpose dengan pedang dan aneka senjata tajam.
Pilihan mereka hanya dua, rusuh atau makar. Kalau sudah siap mati berarti ada kubu yang harus mereka serang, dalam hal ini pastilah Polri. Kalau mau aksi berjilid-jilid melibatkan 7 juta warga, berarti tujuannya makar, sebab seruannya memang revolusi putih atau tidak akan pulang kalau Jokowi masih Presiden.
Dari dua pilihan tersebut, semuanya salah. Mereka pembela Rizieq ini akan berhadapan dengan mayoritas warga Indonesia yang menganut Islam nusantara. Islam yang damai, sejuk dan tidak mencaci maki. Berhadapan dengan ormas Islam yang mengakui dan mendukung pemerintahan yang sah, yakni NU dan Muhammadiyah. Agen Judi Bola Online
Sehingga pilihan rusuh atau makar tersebut, kalaupun mau dipaksakan, menurut saya itu akan berakhir memalukan. Entah memalukan karena jamaahnya hanya bisa dihitung oleh jari, atau karena kelakuan mereka yang membela pornografi di Indonesia akan menjadi sejarah panjang negeri ini.
“Bahkan sudah bersumpah mubahalah, itu dalam Islam sudah sangat keras. Itu kalau Habib Rizieq bohong dia akan dilaknat oleh Allah tapi siapa yang menuduh habib Rizieq maka dialah yang dilaknat, azab Allah sangat pedih,” tegas Eggi.
Sumpah mubahalah ini artinya Rizieq bersumpah tidak melakukan itu. Satu hal yang mungkin Rizieq dan pengacaranya lupa, bahwa sumpah bukanlah hukum positif di Indonesia. Setiap orang bisa bebas bersumpah, tapi kalau fakta pengadilan menyatakan positif ada pelanggaran hukum, tetap dihukum sesuai undang-undang.
Kalau pun mau menggunakan hukum Islam, caranya tidak sesederhana itu. Karena jika Rizieq terbukti berzina, maka hukumannya adalah rajam sampai mati. Pertanyaannya kemudian, apakah benar kita akan menerapkan hukum Islam? apakah Rizieq dan Firza setuju? Katakanlah Rizieq setuju, tapi Firza bagaimana? Keluarga mereka bagaimana?
Jadi menurut hemat saya, membantah penetapan Rizieq sebagai tersangka dan semua proses hukum yang ada dengan sumpah mubahalah adalah sikap yang justru bisa mempermalukan Rizieq sendiri. Karena kita punya hukum sendiri. sehingga nanti kalau Rizieq terbukti bersalah, rajam sampai mati hanya akan jadi bahan sindiran yang bisa memekakkan telinga setiap jamaahnya. Dan buruknya, itu akan jadi sejarah dan cerita panjang di negara kita.
Bagi saya dan mayoritas rakyat Indonesia, silahkan saja jamaah Rizieq mau guling-guling di jalan dan sebagainya. Aturan di negara kita sudah jelas, kalau makar dan rusuh, kalian berhadapan dengan TNI, Polri dan seluruh rakyat Indonesia. Bandar Casino Terpercaya
Tapi pada akhirnya itu hanya bayangan saja, dan menurut saya tidak akan pernah terjadi. Itu semua hanya serangkaian narasi penuh emosi. Tidak akan pernah jelas, setidak jelas sniper yang meleset menembak kamar Rizieq…Begitulah kura-kura.
Tidak ada komentar