Header Ads

Jika Pilpres Dilakukan Sekarang Ini, Kemungkinan Besar Prabowo Kalah Jauh Dibawah Jokowi

Jika Pilpres Dilakukan Sekarang Ini, Kemungkinan Besar Prabowo Kalah Jauh Dibawah Jokowi - Meski pemilihan umum presiden masih dua tahun lagi, namun kita bisa memperkirakan calon presiden yang akan maju pada pilres 2019. Dilihat dari segi elektabilitas, nampaknya calon presiden tahun 2019 akan kembali mempertarungkan antara Jokowi dan Prabowo.



Apalagi, jauh-jauh hari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah melontarkan pernyataan kemungkinan kesiapannya maju kembali sebagai calon presiden sewaktu melakukan orasi pemenangan Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Lapangan Banteng, Minggu (5/2/2017). Situs Resmi Sbobet

Bicara soal peluang untuk bisa menjadi Presiden melalui “batu loncatan” di arena Pilkada Jakarta 2017, kans Prabowo memang masih terbuka. Meski lawan yang harus dihadapi nanti adalah Presiden saat ini, Joko Widodo dengan segala kekuatannya sebagai petahana, Prabowo tetap masih bisa mengadu kekuatan.

Kans Prabowo untuk maju kembali sebagai calon presiden dinilai masih terbuka meski secara riil dukungan dari partai politik tidak lagi besar seperti di Pilpres 2014.

Partai politik seperti Golkar, PAN, dan PPP sudah hengkang dari koalisi poros Gerindra dan bergabung menjadi partai pendukung pemerintah. Fakta ini juga memang perlu juga dijadikan pertimbangan karena berkurangnya dukungan parpol akan mempengaruhi Prabowo untuk mencalonkan diri lagi.

Di sisi lain juga mesti dilihat dukungan politik parpol menguat mendukung Jokowi, namun tingkat dukungan dari rakyat juga mengalami penurunan. Tingkat kepuasan rakyat terhadap pemerintahan Jokowi saat ini dinilai semakin menurun yang diakibatkan oleh berbagai kebijakan yang tidak populis dan juga kurang mendapat kesan positif di masyarakat. 

Namun saya kira baik Jokowi maupun Prabowo punya kelebihan dan kekurangan politik masing-masing yang secara empiris baru akan kita ketahui bagaimana situasi tersebut dapat menjadi keuntungan ataukah kerugian untuk mereka. Agen Bola Online

Salah satu Pengamat politik dari Universitas Indonesia Adiyta Perdana menilai semua elite politik saat ini sedang melihat dan membaca peluang untuk apakah mendukung Jokowi atau bergabung dengan para penantang Jokowi.

Namun, jika pemilu presiden dilakukan sekarang, nampaknya Jokowi akan menang telak atas rivalnya, Prabowo. Hal ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Simak informasi berikut ini: Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menggelar survei tentang pengaruh Pilgub DKI terhadap perpolitikan nasional. Pada saat yang sama, SMRC juga melakukan sigi tentang pemilihan presiden dan wakil presiden.

Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling mengambil 1.500 responden sebagai sampel. Survei dilakukan pada WNI yang berumur 17 tahun atau lebih. Margin of error penelitian tersebut plus-minus 2,5 persen. Sedangkan tingkat kepercayaannya 95 persen. Responden dipilih lewat wawancara tatap muka oleh pewawancara yang dilatih. Periode wawancara dilakukan pada 14-20 Mei 2017.

SMRC melakukan simulasi jika pilpres digelar sekarang dan hanya diikuti dua capres, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Hasilnya elektabilitas Jokowi 53,7 persen dan Prabowo 37,2 persen. Adapun yang tidak menjawab 9,1 persen.

Peneliti senior SMRC Djayadi Hanan mengatakan raihan angka elektabilitas Jokowi vs Prabowo saat ini sama dengan Pilpres 2009. Saat itu ada dua calon juga yang diunggulkan, yakni Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.

“Menjelang setahun pilpres, ini mirip dengan keadaan kompetisi antara Pak SBY dan pesaing terdekatnya. Tahun 2009 Pak SBY dan Ibu Mega,” kata Djayadi saat memaparkan hasil survei SMRC di Jalan Cisadane Nomor 8, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (8/6/2017).

“Kita bisa menilai bahwa apa yang terjadi sekarang dukungan ini tidak beda jauh 2 tahun menjelang pemilu 2009, keadaannya bukan suatu yang tidak normal. Bila pemilihan sekarang, (top of mind) Jokowi 53,7% dan Prabowo 37,2%,” tambah Djayadi.

Pada 2007 atau dua tahun sebelum Pemilu 2009, elektabilitas SBY 54,5 persen dan Mega 27,7 persen. Jadi ada situasi 2 tahun menjelang pemilihan presiden kalau tidak ada perubahan berarti yang sekarang unggul bisa jadi unggul,” kata Djayadi. Bandar Casino Terpercaya

Kita tunggu saja dua tahun lagi, siapakah yang akan maju menjadi capres di Pemilu Presiden 2019, jika capres benar-benar Jokowi dan Prabowo, nampaknya Jokowi akan kembali memenangkan pemilu. Hal ini didasari atas berbagai prestasi yang telah dicapai Jokowi selama memimpin Indonesia sampai saat ini, bahkan Jokowi dinobatkan sebagai pemimpin terbaik atau pemimpin yang paling unggul di antara para pemimpin Asia-Australia pada tahun 2016 berdasarkan data dari Bloomberg. Pencapaian tersebut tentu membuktikan hasil kerja nyata Jokowi.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.