Header Ads

Kesehatan Wanita Pembunuh Bayinya di OKU Selatan Memburuk Usai Melahirkan

Kesehatan Wanita Pembunuh Bayinya di OKU Selatan Memburuk Usai Melahirkan - Penyelidikan pembunuhan sadis yang dilakukan Nurasia (21), warga Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel) terhadap bayi yang baru dilahirkan terus berlanjut. Usai melahirkan dan membunuh bayinya, kondisi kesehatan tersangka ternyata semakin memburuk.



Warga Desa Tanjung Besar, Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, ini tega membunuh bayinya yang berjenis kelamin laki-laki ini, pada Senin sore, 15 Juni 2018, di kediamannya.AGEN JUDI ONLINE TERPERCAYA | BANDAR TOGEL TERBESAR | SITUS TOGEL TERBAIK


Polres OKU Selatan pun akhirnya menetapkan Nurasia sebagai tersangka pembunuhan bayinya sendiri dengan sengaja.

AKBP Ferry Harahap, Kapolres OKU Selatan mengatakan, sampai saat ini kondisi Nurasia masih lemah dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Ibnu Sutowo, Baturaja di Kabupaten OKU.

"Karena dia (Nurasia) melahirkan sendiri, proses melahirkannya tidak normal. Dari pemeriksaan dokter, persalinannya tidak bersih dan plasenta bayi masih ada di dalam perut tersangka,” ucap dia kepada Liputan6.com, Kamis, 21 Juni 2018.

Kondisi tersangka pembunuh bayinya ini, bisa saja mengalami penurunan. Karena persalinan yang tidak normal tersebut membuat luka infeksi di dalam tubuhnya. Bahkan, kemungkinan akan terjadi pendarahan dan bisa menyebabkan kematian.

Tersangka dirawat di salah satu kamar di rumah sakit dengan pengawalan ketat pihak kepolisian. Hanya keluarga terdekat saja yang diperbolehkan menjenguk dan bertemu dengan tersangka.

Sebelum menjalani perawatan intensif di RSUD Dr Ibnu Sutowo, Baturaja, Kabupaten OKU, tersangka pembunuh bayinya ini dirawat sementara di Puskesmas Kecamatan Muara Dua Kabupaten OKU Selatan.

"Karena peralatan di fasilitas kesehatan (faskes) tersebut kurang memadai, tersangka akhirnya dirujuk ke RSUD Baturaja," katanya.

Untuk menyelamatkan nyawa tersangka, pihak kepolisian serta tenaga medis harus menempuh jalan selama dua jam, untuk sampai ke RSUD Baturaja.

"Kami masih fokus untuk menyelamatkan nyawa tersangka dulu, baru nanti jika sudah pulih akan dilanjutkan pemeriksaannya," ujarnya.

Tersangka melahirkan anak pertamanya di dalam kamar mandi dan langsung membunuh bayinya dengan pisau tajam.

Saat pembunuhan, tidak ada siapapun di dalam rumahnya. Anggota keluarga lainnya juga masih sibuk bekerja sebagai buruh kebun di dekat rumahnya.

Jasad bayinya, lanjut AKBP Ferry Harahap, langsung dibuang tersangka melalui ventilasi kamar mandi. Motif pembunuhan sendiri diduga malu karena hamil tapi belum menikah dan tersangka merasa tidak mampu menghidupi anaknya.

"Dari pengakuan anggota keluarga dan tetangga, tersangka tidak ada riwayat gangguan jiwa. Dia (Nurasia) juga mengaku sangat menyesal membunuh anaknya," katanya.

Kehamilan tersangka ternyata tidak diketahui oleh keluarganya. Tubuh bongsor tersangka membuat perutnya tidak terlihat seperti orang hamil. Terlebih, tersangka sering menggunakan pakaian longgar untuk menutupi kehamilannya.

Pihak keluarga tersangka juga sudah menutup diri dari lingkungan, kemungkinan karena merasa malu dengan perbuatan tersangka.

"Keluarganya memang berasal dari keluarga tidak mampu, sekarang lebih tertutup. Padahal rumah mereka tidak terlalu jauh dari tetangga," ujarnya.

Nurasia sebelumnya tinggal dan bekerja di Lampung sebagai buruh kasar di pabrik selama satu tahun terakhir. Namun, beberapa saat sebelum pembunuhan, Nurasia memilih pulang ke kampung halamannya dan berhenti bekerja.

Penemuan jasad bayi malang ini terjadi pada Minggu sore, 16 Juni 2018, oleh salah satu tetangga korban. Setelah mengetahui siapa pelaku pembunuhan sadis itu, jasad bayi tersebut langsung dimakamkan keluarga tersangka di dekat rumahnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.