Header Ads

Tingkat Korpusi Provinsi Bengkulu Tidak Kalah Hebat Dengan Ibukota

Tingkat Korpusi Provinsi Bengkulu Tidak Kalah Hebat Dengan Ibukota - Saya masih ingat ketika sekian tahun yang lalu saya kuliah di Bandung, lalu ditanya “asalnya dari mana mbak?” Mungkin karena marga saya Simamora, orang berharap saya menjawab kota Medan. Nyatanya tidak. Saya terlahir di Bengkulu, salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Sumatera. Namun, begitu saya sebut Bengkulu, jarang sekali orang yang langsung mengenali tempat kelahiran saya itu. Kemarin, Bengkulu mendadak terkenal karena Gubernurnya (Ridwan Mukti) dan istrinya (Lily Martiani Maddari) ditangkap oleh KPK dalam OTT.



Seperti yang sudah diketahui umum, sudah tiga kali Gubernur Bengkulu ditangkap KPK. Dua gubernur yang ditangkap sebelumnya pun terkait kasus korupsi. Agen Sbobet Online

Pertama adalah Agusrin Maryono Najamuddin, yang memimpin Bengkulu pada periode 2005-2012. Agusrin dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi dana pajak bumi dan bangunan serta bea perolehan hak atas tanah bangunan pada tahun anggaran 2006. 

Kedua adalah Junaidi yang juga ditetapkan status tersangka oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dit Tipikor) Bareskrim Polri dalam kasus dugaan korupsi penerbitan SK pembayaran honor Tim Pembina RSUD M Yunus, Bengkulu, pada 2011 yang nilai proyeknya mencapai Rp 5,4 miliar.

Terakhir Gubernur Bengkulu yang baru saja dilantik pada 2016, Ridwan Mukti, yang kasusnya masih hangat-hangatnya, juga diduga melakukan tindak pidana korupsi. Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan diduga ada transaksi yang terjadi antara pihak swasta dan pihak yang terkait dengan penyelenggara negara saat OTT di Bengkulu.

Penangkapan Gubernur yang terakhir ini sangat mengecewakan masyarakat Bengkulu, termasuk saya. Bukan tanpa sebab jika masyarakat Bengkulu berharap sangat besar pada sosok seorang Ridwan. Selain janji-janji saat kampanye yang merdu di telinga, (sebut saja ; gagasan pengentasan kemiskinan, membuka keterisolasian daerah, hingga pembangunan berbasiskan maritim), rekam jejak kesuksesan karir Ridwan sebagai pemimpin sebelumnya pun sudah teruji dan menjanjikan. Sebelum menjadi Gubernur Bengkulu, Ridwan memang pernah menjabat sebagai bupati dua periode di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Saat menjadi Bupati, Ridwan banyak mengembangkan infrastruktur dasar seperti jaringan jalan dan jembatan, serta listrik. Ironisnya, sebelum ditangkap KPK, Ridwan Mukti telah menandatangani pakta integritas di depan sejumlah pegawai Pemprov Bengkulu pada 1 Maret 2016. Saat itu Ridwan meminta PNS yang terlibat korupsi mengundurkan diri. Agen Bola Online

Potret ketimpangan pembangunan di Indonesia.

Badan Pusat Statistik 2015 menunjukkan bahwa Bengkulu adalah provinsi termiskin di Sumatera, menyusul di bawahnya Provinsi Aceh. 17,16 persen penduduk Bengkulu miskin di atas rata-rata nasional yang 11,13 persen. Dari 1533 desa dan kelurahan di Bengkulu, 48 persennya atau 670 desa adalah desa terisolir yang masuk dalam kategori desa tertinggal.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, pada Kamis 13 April 2017 lalu, mengatakan kemiskinan Provinsi Bengkulu termasuk akut. Angka kemiskinannya  mencapai 17,03 persen dari jumlah penduduk dan menjadi provinsi termiskin di Pulau Sumatera. “Bahkan ada kabupaten di Bengkulu dengan angka kemiskinan di atas 20 persen itu sudah akut,” kata Bambang  saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Bengkulu di Bengkulu. Selengkapnya disini.

Tragedi Yuyun

Kita masih ingat tragedi Yuyun, siswi SMP yang tewas mengenaskan, diperkosa 14 pemuda tanggung, yang semuanya miskin dan pengangguran pada April 2016 lalu. Mereka melakukan perbuatan bejatnya setelah mabuk berat tuak. Yuyun dan keluarganya yang miskin, tinggal di Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Yuyun adalah salah satu korban yang mewakili kemiskinan akut yang berujung pada maraknya kejahatan. Kabupaten Rejang Lebong adalah yang termiskin di Bengkulu. 40 persen penduduknya atau sekitar 91 ribu jiwa, hidup miskin. Daerah ini sejak lama dikenal sebagai penerima bantuan beras miskin terbanyak, penerima terbesar Kartu Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar di Provinsi Bengkulu. Kasus Yuyun mungkin saja pekiknya yang paling keras terdengar. Namun diluar sana mungkin masih banyak kasus-kasus kejahatan lain akibat kemiskinan yang tak ter blow-up media. Kemiskinan memang mampu memakan korban lewat caranya yang teramat buas.

Korupsi yang merajelala

Maraknya Pejabat yang terlibat korupsi dengan jumlah yang fantastis seharusnya mendapat perhatian khusus bagi kita, bagian mana dari segi politik sistem pemilihan kepala daerah kita (termasuk pemilihan anggota DPR yang sudah pernah saya bahas sebelumnya) yang harus kita kaji ulang. Apakah kita harus memperbaiki mekanisme sistem pemilihan, pembatasan ketat dana saat kampanye, review ulang masalah penggajian pejabat, atau lemahnya sistem kontrol terhadap pejabat sehingga mereka dengan mudahnya bisa menerima hadiah atau suap? Bandar Casino Terpercaya

Untuk menyelesaikan permasalahan di daerah diperlukan pejabat yang berintegritas untuk mengelola anggaran APBD agar bisa tepat sasaran dan menolong orang banyak. Kesalahan seorang pemimpin bukan cuma sekedar membuat malu nama daerahnya, namun yang paling parah memberikan efek sosial. Efek kesalahannya itu bisa ber-impact kepada banyak orang. Sebut saja membuat angka kemiskinan merajalela, mengancam kesejahteraan kaum papa dan mengakibatkan keterlambatan pembangunan infrastruktur yang merugikan orang banyak.

Seorang pejabat tidak boleh menerima gratifikasi karena akan mempengaruhi kebijaksanaannya saat mengambil keputusan. Khusus untuk Bengkulu, dengan tiga orang Gubernurnya yang sudah tertangkap berkaitan dengan kasus korupsi, seharusnya provinsi ini bisa mendapat perhatian lebih. Apalagi jika kita membandingkan nilai uang yang dikorupsi dengan tingkat kemiskinan di Bengkulu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.