Pimpinan Menjadi Buronan Dan Telah Kabur, GNPF MUI Dan Alumni 212 Tak Ada Uang Pemasukan
Pimpinan Menjadi Buronan Dan Telah Kabur, GNPF MUI Dan Alumni 212 Tak Ada Uang Pemasukan - Seperti diketahui, pertemuan GNPF MUI dengan presiden di Istana Kepresidenan pada minggu lalu mengundang reaksi dan kritikan dari alumni 212 yang tidak menyetujui pertemuan tersebut. Alumni 212 meminta GNPF MUI memberikan klarifikasi terkait pertemuan tersebut, yang menurut analisis saya adalah bentuk dari kecurigaan bahwa GNPF MUI main belakang alias ada agenda tertentu saat bertemu Jokowi.
Menurut pengamat politik Arbi Sanit berpendapat, perbedaan sikap GNPF-MUI dan Presidium Alumni 212 diakibatkan karena pemimpinnya, Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq disebut-disebut melarikan diri dari berbagai kasus yang menjeratnya. “Rajanya sudah kabur, siapa lagi yang mempersatukan mereka, ya pecah kongsi lah,” kata Arbi. Agen Sbobet Online
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa mereka, baik GNPF MUI dan alumni 212 ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, kocar kacir mencari induk yang kabur jauhhhhh nun di sana. Atau mirip seperti pasukan yang tak tahu harus melakukan apa saat panglima atau jenderal kabur entah ke mana. Karena tak ada pemimpin, mereka kocar kacir berserakan tanpa arah dan tujuan.
Menurut Arbi, ada tiga hal yang membuat terbentuknya sebuah organisasi atau gerakan seperti yang dilakukan oleh GNPF MUI dan Presidium Alumni 212, yakni pemimpin, ideologi, dan uang. Kini tiga unsur tersebut, ditambahkan Arbi, sudah tidak ada, sehingga pecah kongsi itu terjadi. “Lah pemimpinnya sudah kabur, ideologi sedang di urak-arik. Jadi ideologi mereka sudah di pojokan, lalu apa dasar bersatu lagi. Sumber uang juga tidak ada lagi,” tandas Arbi.
Sebuah pernyataan yang ada benarnya dan tanpa basa basi. Pemimpin, ideologi dan uang. Saya tak tahu persis mengenai ideologi, tapi saya yakin mereka bermasalah di pemimpin dan uang. Pemimpin menghilang, yang dipimpin bisa apa? Biasanya akan ada banyak perbedaan pendapat. Mengenai uang, saya rasa tak perlu dijelaskan lebih jauh lagi.
Rizieq kabur ke luar negeri adalah kerugian tersendiri buat GNPF MUI atau alumni 212. Maksudnya begini, inti dari sebuah kelompok, organisasi atau pasukan adalah pemimpinnya. Ketika pemimpinnya tidak ada, otomatis ada terjadi goncangan. Yang dilakukan Rizieq dengan kabur ke luar negeri sama dengan membuat goncangan tersebut. Semakin lama menghilang, semakin kencang goncangan tersebut. Terbukti dari GNPF MUI dan alumni 212 yang berbeda pandangan. Agen Bola Online
Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo mengatakan mereka tetap pada pendirian semula bahwa rekonsiliasi atau dialog nasional antar anak bangsa hanya bisa dilakukan dengan beberapa syarat.
Pertama, semua komponen anak bangsa harus dilibatkan dan diundang dalam rekonsiliasi atau dialog nasional ini, seperti ulama-ulama aktivis-aktivis, tokoh-tokoh nasional dan purnawirawan TNI.
Kedua, pertemuan harus dilakukan di tempat yang netral (tidak di Istana Negara) dan bersifat terbuka (diliput dan disiarkan media) sehingga ummat dan rakyat tahu apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut, sehingga tidak ada deal-deal di belakang layar yang terjadi dalam pertemuan tersebut.
Ketiga, sebelum pertemuan untuk rekonsiliasi tersebut, sudah ada kepastian bahwa para ulama, aktivis-aktivis dan ormas Islam yang dikriminalisasi akan dibebaskan tanpa syarat dari segala macam tuduhan dan sangkaan yang dialamatkan kepada mereka.
Terakhir, agenda pertemuan adalah untuk membahas masalah-masalah penghentian diskriminasi hukum dan diskriminasi ekonomi yang hanya berpihak pada kelompok-kelompok tertetu, meredam bangkitnya Komunisme serta penuntasan korupsi besar seperti BLBI, Sumber Waras, Reklamasi, dan lain-lain.
Coba baca tiga permintaan pertama di atas, memangnya siapa sih yang bisa meminta pemerintah seperti itu? Apalagi yang ketiga, rasanya enak sekali meminta ini itu pada pemerintah, ibarat anak orang kaya, mau apa tinggal minta saja. Yang terakhir lebih lucu lagi, kalau BLBI oke lah, tapi penuntasan kasus korupsi Sumber Waras dan Reklamasi? Bandar Casino Terpercaya
Masih kurang puas ya Ahok dihukum 2 tahun? Sumber Waras kan sudah jelas, kenapa minta usut lagi? Ternyata Sumber Waras membuat banyak orang menjadi tidak waras. Reklamasi? Sayang sekali, dihukumnya Ahok masih meninggalkan bekas luka sakit hati yang hingga kini belum sembuh benar. Masih banyak gerombolan sakit hati yang belum sembuh dari lukanya. Sepertinya lukanya robek kembali. Makin ke sini, makin banyak kekonyolan yang terjadi.
Tidak ada komentar