Header Ads

Sandiaga Uno Yakin Kasus Nya Adalah Jebakan Para Haters

Sandiaga Uno Yakin Kasus Nya Adalah Jebakan Para Haters - Kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan yang menjerat Wagub DKI terpilih Sandiaga Uno kembali bergulir, setelah sebelumnya ditunda karena alasan Pilkada. Yang menjadi pokok permasalahan adalah karena kubu Sandiaga menuding bahwa dilanjutkannya kasus ini karena ada pihak-pihak yang tak suka dengan kemenangannya (terkait pilkada). Agen Sbobet Online



Sebelumnya Andreas Tjahyadi dan Sandiaga dilaporkan atas dugaan penggelapan jual-beli aset tanah senilai Rp 8 miliar yang diklaim sebagai tanah milik rekan pelapor Djoni Hidajat.

Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Suntana menyesalkan pernyataan Sandiaga Uno itu. “Kalau Pak Sandiaga merasa seperti itu, silakan mengikuti prosesnya. Ada jalur-jalurnya untuk komplain itu. Jangan dikaitkan dengan kemenangan atau kekalahan di Pilkada,” kata Suntana.

Always play victim again. Pilkada sudah lewat, sudah basi, masih saja mengaitkan dengan pilkada. Ini sama saja dengan berusaha mengelak dari kasus dengan menggunakan pilkada sebagai tameng. Rasanya tidak cocok menggunakan pola seperti ini, mirip pihak sebelah yang suka sekali menggunakan jurus ‘kriminalisasi anu’ untuk mengelak dari kasus yang menimpanya.

Wakapolda menambahkan, polisi bekerja berdasarkan fakta-fakta hukum yang ada.‎ Tidak ada kaitannya dengan masalah Pilkada, mau kalah atau menang. Semua orang, baik itu pejabat ataupun calon pejabat yang punya kedudukan, semua sama di mata hukum.

Kasus Ahok saja dipaksakan ke meja hijau meski masih masa pilkada, tak ada keluhan darinya, tidak ada mangkir, semua proses hukum dijalani dengan baik dari awal hingga selesai. Ini baru segini saja sudah mengeluh, play victim, dan mengemukakan alasan yang tidak relevan. Kalau memang kasus ini janggal, harusnya tak perlu takut, tinggal hadapi dan semua akan terbukti. Kecuali takut karena kasus ini memang ada, itu lain lagi ceritanya. Agen Bola Online

Mungkin ada yang bertanya-tanya, kalau tak ada hubungannya dengan pilkada, mengapa baru sekarang diangkat kasusnya? Bisa jadi karena kebetulan, bisa jadi karena momennya tepat. Momen yang tepat maksudnya karena Sandiaga sudah berada di atas (sudah tenar). Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon, makin kencang anginnya. Sekarang Sandiaga sudah jadi wakil gubernur terpilih, sudah pasti kasus-kasus terdahulu (kalau memang ada) pasti akan dibuka kembali. Maksudnya lebih mudah di blow up media.

Lihat saja Ahok. Anginnya kencang bukan? Diserang sana-sini bagai ombak yang tak pernah berhenti. Seharusnya Sandiaga sadar kalau memang tidak bersalah, tak perlu takut. Mencari kambing hitam tidak akan banyak membantu. Kalau memang tidak tahan dengan hal beginian, mungkin dari dulu tak usah terjun ke dunia politik. Lihat Ahok, banyak rumor kasus korupsi yang melibatkannya, tapi semua tak terbukti, kan? Sandiaga juga harusnya seperti itu. Kalau yakin, nanti semua juga tak terbukti. Mengaitkan dengan pilkada malah membuat orang bertanya-tanya kebingungan.

Dan mungkin satu hal yang tak bisa dipahami Sandiaga, menjadi pejabat atau apa pun tak menjamin seseorang bebas hukum. Ini saya bukan menuduh, seandainya nanti kalau misalnya Sandiaga benar terlibat, pasti akan ada konsekuensi hukumnya. Seperti yang dikatakan Wakapolda, semua sama di mata hukum. Seperti kata si mantan, equality before the law. Memiliki kekuasaan bukan berarti bebas hukum, sama halnya seperti kasus sebelah, label ulama bukan berarti bisa bersembunyi di balik tirai ‘kriminalisasi ulama’. Kalau memang dulu ada salah, sudah bukan hal yang aneh jika diungkit lagi, dengan memahami prinsip semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya.

Kalau memang jujur dan terbukti tak bersalah, maka nanti popularitasnya bakal meroket. Belum dilantik saja, sudah tersangkut kasus. Tantangan ke depan tidak kalah besar, yaitu membuktikan janji kampanyenya, mengemban aspirasi warga yang menaruh harapan padanya, dan yang terpenting harus minimal berkinerja setara dengan Ahok. Kalau tidak bisa? Siap-siap saja terjun menuju jurang kegagalan. Bandar Casino Terpercaya

Dan jujur, sampai saat ini, belum ada yang begitu jantan hadapi kasus hukum selain Ahok. Di mata hukum, mungkin Ahok paling mudah diatur. Meski banyak abu-abu, dia tak melawan dan menerima semuanya. Yang lain? Silakan ketawa sendiri, apalagi mengingat yang satu itu. Ucapan dan perbuatan sangat berkebalikan.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.